BLANTERORIONv101

Ziarah Rohani di Gua Santa Maria Tritis Gunungkidul

8 Desember 2022

 

Foto diambil dari sisi taman yang baru saja dibangun

Sisi lain Gua Santa Maria Tritis GunungKidul




    Ziarah di bulan Mei & Oktober adalah devosi umat Katolik kepada Bunda Maria. Ibu Yesus yang melahirkan anak melalui kuasa Roh Kudus. Bagi umat Katolik bulan bulan ini menjadi bulan penuh berkah untuk menepi untuk menjadi rendah hati, menerima segala petunjuk dari Allah. Ndherek kersaning Gusti.

    Di Jogja banyak opsi tempat Ziarah ada: Ganjuran Bantul, Sendangsono Kalibawang, Gua Maria Jatiningsih, Gua Maria Sriningsih di perbatasan Klaten Prambanan. Ada banyak lagi, besok artikel selanjutnya akan kita bahas lokasi lokasi ziarah ini. Menarik sekali. Kebetulan aku, istriku & ibuku adalah para pengecer kesunyian, berdoa dalam hening di beberapa lokasi yang kami sebut tadi.

    Menjadi sebuah kebahagian melihat ibu sehat & dek Ines juga sehat, itu lebih dari cukup untukku untuk selalu bersyukur. Dengan konsep pengecer syukur yang minimalis, aku mencoba merasakan kehadiran Tuhan melalui mereka & juga lewat sarana tempat doa devosi Gua Santa Maria Tritis Gunungkidul ini. Kami pergi bertiga menuju lokasi yang jauh dari Pakem, kira kira 67-69km dari Pakem menuju ke Gua Maria Tritis. Secara waktu butuh 1 jam 49-51 menit jika lancar sampai lokasi.


Ibu Th Sumiyati, salah satu peziarah sekaligus ibuku

Istriku Dek Ines

Mereka jalan bareng sekaligus dialog, ditemani ibu pembawa payung

    Ternyata pihak pengelola Gua Maria Tritis ini memiliki web official, https://www.guamariatritis.com. Keren sih webnya. Bisa membantu memperoleh informasi seputar Gua Maria Tritis. Ok kita cek webnya, ada info apa saja sih?

    Kronologi Sejarah Gua Maria Tritis, sumber: https://www.guamariatritis.com/history-1  

1972: Berawal dari persahabatan antara Romo Arcadius Dibyawahjana, S.J. Pastor Paroki Wonosari dan S.Hadisumarta, secara rutin datang bermeditasi di Gua Tritis.  

1974: Beberapa hari kemudian Rm Al. Hardjasudarma SJ mendatangi lokasi gua itu dan mengupayakan supaya umat katolik bisa berdoa di sana.  

1977: Rm Zahnweh SJ menempatkan patung Bunda Maria pertama, lalu diberkati sebagai tempat ziarah dengan nama Gua Maria Tritis.  

1989: Patung gua Maria kecil diganti dengan patung Maria yang terbuat dari semen dan lebih besar. 

1991: Rm SP. Bambang Ponco Santosa SJ ditahbiskan menjadi Imam dan langsung ditugaskan di Wonosari menjadi Pastor Pembantu. 

1992: Patung Bunda Maria diganti dengan patung yang seukuran manusia. Dengan waktu yang bersamaan dibangun Stasi Jalan Salib.  

2006: Diresmikan Paroki Kelor dengan perlindungan St. Petrus dan Paulus (Timur Gunungkidul), Paroki (Adm) Bandung dengan perlindungan St. Yusup (Barat) dan Paroki Wonosari.

2011: Setelah 20 tahun berpindah-pindah lokasi tugas Romo Ponco ditugaskan kembali ke Paroki Wonosari sebagai Pastor Kepala.

  WH84+WMP, Jl. Sapto Sari, Dusun Bulu, Paliyan, Gn. Dowo, Giring, Kec. Paliyan, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55871

    3. Akomodasi:

  Gua Maria Tritis adalah sebuah tempat ziarah yang damai/teduh untuk berdoa, sangat cocok untuk menepi. Dalam perjalanan menuju Gua Maria Tritis,  terdapat 14 pemberhentian jika kita berdoa Jalan Salib. Bagi umat Katolik, Jalan Salib biasa dilakukan pada masa Pra-paskah  khususnya hari Jumat Pra-paskah dan juga Jumat Agung. 

  Untuk mencapai gua, peziarah bisa berjalan kaki melewati ladang jati, melewati jalan setapak yang berkelok di antara bukit-bukit karang laut yang tandus.  Ada dua pilihan rute untuk mencapai lokasi Gua Maria Tritis, yakni rute panjang sekitar 1,5 km dan rute pendek sejauh 500 meter. Saya pernah milih rute yang pendek yaitu 500 meter. Parkir di dekat jalan besar. Karena tidak tahu jalan masuknya dulu.

  Sebagai tempat ziarah tentu saja Gua Maria Tritis dilengkapi juga dengan rute jalan salibnya dengan jarak 970 meter sampai Gua Maria Tritis dan 60 meter - 70 meter antar setiap pemberhentian stasinya yang terdapat 14 pemberhentian Jalan Salib. 
    
   Dengan jalan yang seperti itu, membuat para peziarah serasa dibawa ke zaman Yesus di Salib, jalan dimana Yesus berjalan menuju puncak Golgita. Kondisi alam yang tandus malah membawa sebuah pengalaman unik sebagai refleksi kita menjalani kehidupan, yang tidak selalu hijau & asri. Namun juga berbatu, terjal, dan berliku-liku diatas perbukitan kapur yang tandus dan kering. 

BARANG UNTUK DIBAWA:
TOPI
MINUMAN & MAKANAN RINGAN
PETA
TISSUE
JAS HUJAN / PAYUNG
OBAT-OBATAN

View dengan Matahari Cerah

Rute Jalan Salib

Puncak Jalan Salib

Perhentian kesekian, Lupa yang ke berapa?

Lika Liku Jalan untuk Jalan Salib

Gua Maria Tritis

Seperti Puncak Golgota di Pagi Hari

Jalur Jalan Salib Gua Maria Tritis

Puncak Jalan Salib

Yesus di Paku di Kayu Salib

Bukit dengan Diorama Jalan Salib



Agustinus Giri Hartono
#My name is Giri #Agustinus Giri Hartono. #Home is where the heart is #DevOps Enthusiast

1 komentar

  1. Agustinus Giri Hartono
    12 Juli 2023 pukul 06.03

    Artikelnya bagus..

    Reply